Pastikan anda klik pada Fanspage Pecopas untuk mendapatkan artikel terbaru dan menarik
Kebiasaan Orang-orang Jepang - Apa yang anda ketahui dengan negara Jepang? Lantas pasti anda
menjawab bahwa Jepang terkenal dengan kemajuan ilmu dan teknologinya
yang amat luar biasa, bahkan di seluruh penjuru dunia pabrikan asal
Jepang selalu paling laris di pasaran. Kesuksesan Jepang ini tidak
terlepas dari gaya hidup yang amat disiplin dan kebudayaan yang nyeleneh
yang patut di tiru.Dibawah ini adalah beberapa kebiasaan orang Jepang yang patut di tiru yang telah dirangkum dari berbagai sumber referensi.
1. Mempertahankan bahasa lokal
Ada yang menarik dari kebiasaan ini. Konon, kabarnya orang Jepang memiliki kemampuan bahasa Inggris yang buruk, jadi mereka kerap berbicara dengan bahasa Jepang, sekalipun itu terhadap orang asing. Pernah pada suatu waktu, meskipun mereka tahu bahwa saya orang asing, mereka tetap menggunakan bahasa Jepang ketika memulai percakapan. Alhasil, saya hanya bisa bengong-bengong saja. Ketika saya bilang tidak mengerti, mereka tetap mencoba meyakinkan, dengan tetap menggunakan bahasa Jepang.
2. Santun
Benarkah orang Indonesia itu santun-santun? Saya sangsi karena saya tidak diberi jalan saat akan menyeberang, saya ragu karena ketika jalanan macet tidak ada yang mau mengalah. Tapi, selama di Jepang, saya benar-benar merasakan kesantunan itu. Menyeberang jalan dengan rasa aman karena tahu mobil tidak akan mendahului sepeda. Mobil tidak akan mendahului sepeda motor, sepeda motor mengalah pada pesepeda, dan pesepeda takluk pada pejalan kaki. Ya, pejalan kaki adalah raja jalanan!
3. Gemar olahraga
Ini juga membuat saya salut. Betapa tidak, saat pulang dari kampus sekitar jam 19.30 JST, saya berpapasan dengan orang Jepang yang sedang jogging. Padahal, cuaca saat itu sedang dingin dan saya pikir paling enak kalau diam di rumah. Dan, sebagai orang Indo, tentu saja saya merasa “aneh” dengan kebiasaan olahraga malam-malam ini. Masih mending jika olahraga futsal atau yang dilakukan secara tim. Tapi, kalau dilakukan sendirian dan malam-malam, rasanya “aneh”. Dan ini merupakan kebiasaan orang Jepang yang harus saya maklumi.
4. Tidak suka basah
Tidak suka basah dalam artian ketika sedang di kamar kecil. Setiap kamar kecil sepertinya sudah memiliki grand-design nya. Didesain dengan konsep kering dan serba otomatis. Tentu ini menyulitkan saya yang lebih terbiasa dengan toilet basah seperti di Indonesia. Dan ini juga menyulitkan bagi yang muslim, karena kita harus ber-istinja (bersuci, membasuh) dengan air. Bahkan, salah seorang sensei menanyakan apakah ada toilet kering ketika akan ke Indonesia. Mengingat kebanyakan toilet di Indonesia sifatnya basah.
5. Makan banyak tapi tetap langsing
jarang sekali melihat orang Jepang yang gemuk. Rata-rata berbadan kurus dan proporsional. Malah menurut saya, lebih banyak yang kurus. Mungkin ada hubungannya dengan kebiasaan gemar olahraga di atas. Paling banter berbadan gempal, itupun bisa dihitung dengan jari.
6. Tidak biasa bersalaman
Kalau kita di Indonesia, ketika akan salaman dengan orang yang bukan mahrom, biasanya kita akan merapatkan telapak tangan kita dan memposisikannya di depan dada. Dengan begitu, lawan bicara kita akan mengerti. Namun, jika kita berhadapan dengan orang asing yang belum tahu, kita akan kesulitan untuk menjelaskan. Dan kemungkinan akan terjadi kesalah-pahaman jika tidak ada komunikasi yang baik. Biasanya, lawan bicara kita akan menyodorkan tangan, lalu kita balas dengan salam “ala lebaran”.
7. Budaya mengantri
Jangan sampai kebiasaan buruk kita di Indonesia terbawa sampai ke Jepang, yaitu budaya menerabas! Orang-orang Jepang sangat loyal terhadap peraturan dan santun kepada orang lain, termasuk untuk urusan mengantri. Antri sudah menjadi budaya disiplinnya orang-orang Jepang. Kita (pendatang) sudah harus ngeh dengan budaya antri mereka, jangan sampai kita membuat malu di negeri orang.
Beda kota, bisa berbeda juga budaya yang dianut masyarakatnya. Di Osaka, jika sedang menggunakan eskalator, sebaiknya gunakan sisi sebelah kanan bagi yang tidak terburu-buru dan mempersilakan sisi kiri bagi mereka yang ingin bergegas. Sedangkan di Tokyo (dan sebagian kota lain), jalur lambat ada di sebelah kiri dan jalur bergegas di sebelah kanan. Hati-hati, jangan sampai kita menghalangi jalan orang lain. Orang Jepang sendiri terlihat begitu menyesali diri jika mereka sampai menghalangi jalan orang lain.
8. Jari-jari huruf “V” saat dipotret
Coba Anda minta foto bersama orang Jepang, atau menyuruh mereka bergaya saat akan dipotret. Hampir selalu jari-jari mereka langsung bergaya “V” sambil menyunggingkan senyum terbaik. Saya, orang Indonesia, jadi ikut-ikutan bergaya seperti orang Jepang saat dipotret, hehe. Maklum, terkontaminasi budaya lokal.
Tentu kita dapat dengan mudah menebak apa maksud dari jari-jari mereka. Ya, itu perlambang “peace” – kedamaian. Tapi, bagi orang Jepang sendiri, jari-jari “V” adalah perlambang kebahagiaan. Jadi, jika mereka menggunakan gaya tersebut saat dipotret, itu artinya mereka ingin menunjukkan kebahagiaannya. Bukan berarti bagi yang tidak itu tidak bahagia, hehe..
9. Risih duduk bersebelahan
Kebiasaan ini sebenarnya saya tahu dari sensei nihonggo. Memang, sensei saya yang satu ini sesekali suka bercerita tentang Jepang dan rupa-rupinya. Mulai dari agama yang dianut, berbelanja, tempat-tempat di Jepang, sampai kebiasaan orang Jepang sehari-hari. Waktu sensei saya bertanya, sebagai orang Indonesia, bagaimana posisi duduk yang lazim jika sedang mengobrol bersama teman.
Bagi saya, saya lebih nyaman untuk duduk bersebelahan dengan teman saya ketika ngobrol. Saya merasa lebih bebas dan tidak canggung. Karena dengan begitu, kita bisa menjadi lebih santai. Justru saya merasa risih jika duduk berhadap-hadapan. Entah kenapa, rasanya risih saja, karena dengan posisi tersebut, mata kita dipaksa untuk terus beradu pandang.